Saturday 9 April 2022

CARA KEMBALIKAN KEBAIKAN DALAM DIRI

  
Banyak orang menyarankan berbagai-bagai cara untuk menghidupkan kembali kebaikan dalam hidup kita. Ada yang mengatakan kuncinya adalah pengetahuan. 
 
Semakin kita mengajari orang, maka mereka akan semakin berubah menjadi lebih baik. Namun ternyata manusia menggunakan pengetahuan dan kecerdasan mereka untuk bertindak sesuka hati mereka atau memanipulasi orang lain. Pengetahuan tidak menghidupkan kebaikan. 
 
Yang lainnya mengatakan, kuncinya adalah disiplin. Jika kita lebih berdisiplin dalam hidup kita, dalam pikiran, kebiasaan, berdisiplin dan sebagainya, kita akan menjadi lebih baik dan lebih banyak melakukan kebaikan. 
 
Namun orang-orang yang sangat dekat dengan kita mengetahui seperti apa sesungguhnya diri kita. Melalui disiplin kita dapat menciptakan sebuah dunia dalam pikiran kita, tapi kita masih hidup dalam dunia ini. 
 
Ada yang mengatakan, undang-undang adalah pilihan terbaik untuk mencapai kebaikan. Jika kita mempunyai peraturan yang dapat mengatur tingkah-laku kita, terutama sikap moral kita, maka kita akan menjadi orang-orang dan warga negara yang lebih baik. 
 
Namun peraturan yang lebih banyak akan mengakibatkan penindasan dan bukannya keinginan untuk melakukan yang baik. 
 
Secara semula jadi manusia berusaha untuk mengatasi undang-undang dengan mencari-cari alasan untuk tingkah-laku kita dan membenarkan tindakan-tindakan kita. Undang-undang nyata belum tentu dapat menghidupkan kebaikan dalam diri kita. 
 
Maka sesungguhnya, yang terbaik untuk mendidik manusia melakukan perkara baik dan menjauhkan perkara buruk adalah agama. 
 
Agama Islam terbaik pada segenap segi untuk sekalian manusia pada bila-bila masa dan di mana-mana tempat. Islam itu sempurna lagi menyempurnakan. 
 
Namun, cabarannya tetap ada. Biarpun agama itu panduan terbaik untuk manusia, tetap juga orang tidak manu mengikuti sepenuhnya ajaran agama. Ini kerana godaan syaitan dan kejahilan agama. 
 
Berusahalah untuk melakukan kebaikan pada sebilang masa dan bukan hanya untuk peristiwa atau perbuatan tertentu saja. 
 
Janganlah kita berpuas diri dengan upaya-upaya kita untuk menjadi baik pada waktu tertentu. Contohnya, orang akan berubah menjadi baik pada Ramadan, tetapi kembali melakukan perkara ditegah apabila berada pada bulan-bulan lain.

No comments:

Post a Comment